Di era digital saat ini, Google telah menjadi alat penting untuk menavigasi lautan informasi yang tersedia bagi kita. Hanya dengan beberapa penekanan tombol, kita dapat menemukan jawaban atas hampir semua pertanyaan atau menemukan sumber daya tentang topik apa pun. Namun, cara Google menampilkan hasil mesin pencarinya dapat memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat, membentuk pandangan kita dan memengaruhi tindakan kita dengan cara yang mungkin tidak kita sadari.
Salah satu cara utama Google membentuk pandangan kita adalah melalui algoritme yang digunakannya untuk menentukan peringkat hasil penelusuran. Algoritme ini dirancang untuk memprioritaskan situs web dan konten tertentu dibandingkan situs dan konten lainnya berdasarkan berbagai faktor, termasuk relevansi, popularitas, dan otoritas. Akibatnya, situs web yang muncul di bagian atas halaman hasil mesin pencari sering kali dianggap lebih kredibel dan dapat dipercaya dibandingkan situs yang muncul di bagian bawah daftar.
Hal ini mempunyai implikasi yang signifikan bagi masyarakat, karena ini berarti bahwa informasi yang kita peroleh ketika melakukan pencarian Google sangat dipengaruhi oleh perusahaan dan individu yang memiliki sumber daya untuk mengoptimalkan situs web mereka untuk peringkat mesin pencari. Hal ini dapat mengarah pada penguatan suara dan perspektif tertentu sekaligus meminggirkan pihak lain, sehingga menciptakan ruang gema digital di mana kita hanya dihadapkan pada informasi yang sejalan dengan keyakinan dan bias yang kita miliki.
Selain itu, cara Google menyajikan hasil penelusuran juga dapat menimbulkan konsekuensi nyata terhadap tindakan dan perilaku kita. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa urutan penyajian hasil penelusuran dapat memengaruhi pilihan yang kita ambil saat mengambil keputusan pembelian atau mencari informasi tentang topik kontroversial. Fenomena ini, yang dikenal sebagai “bias mesin telusur”, dapat mengakibatkan individu diarahkan pada produk, layanan, atau sudut pandang tertentu berdasarkan cara produk, layanan, atau sudut pandang tersebut disajikan dalam hasil penelusuran.
Selain itu, dampak Google terhadap masyarakat lebih dari sekadar cara Google membentuk pandangan dan tindakan kita. Data perusahaan yang sangat banyak mengenai perilaku dan preferensi pengguna juga berpotensi digunakan untuk tujuan yang lebih jahat, seperti iklan yang ditargetkan atau manipulasi politik. Skandal Cambridge Analytica, yang mana data pribadi jutaan pengguna Facebook diambil dan digunakan untuk menargetkan iklan politik selama pemilihan presiden AS tahun 2016, menjadi pengingat akan kekuasaan yang dimiliki perusahaan teknologi seperti Google terhadap informasi pribadi kita.
Kesimpulannya, meskipun Google telah merevolusi cara kita mengakses informasi dan menavigasi lanskap digital, pengaruhnya terhadap masyarakat bukannya tanpa konsekuensi. Cara penyajian hasil mesin pencari dapat membentuk pandangan kita, memengaruhi tindakan kita, dan bahkan memengaruhi privasi dan keamanan kita. Karena kita terus bergantung pada Google untuk sebagian besar aktivitas online kita, penting bagi kita untuk menyadari bagaimana Google dapat membentuk dunia kita dan memperlakukan informasi yang kita temui dengan pandangan kritis.
